Selamat Melanjutkan Perjungan!
Siang kemarin, 20 September 2012,
di terik mentari tengah hari, beberapa akhwat dan ikhwan LDK tampak berdesakan
di area Islamic Centre Ciamis. Bukan tampa alasan, di tengah kerumunan orang,
kami sedang mencari 2 orang spesial, Akh Iwan Subhan dan Teh Afnita Octi
Maulidya. Bermenit menunggu, akhirnya mereka berhasil kami “culik’. Tara…. “K’
Iwan Subhan, Selamat Ya! By LDK RM” – “Teh Afnita, Selamat Ya” By LDK RM” Dua
gulungan karton itu dibentangkan. Dan, Cekrek, blitz kamera mengabadikan momen
itu, diiringi pekik takbir, Allahu Akbar!
Pekik
itu melontarkanku ke masa bertahun silam, saat pertama kali menginjakan kaki di
kampus ungu. Dua orang tersebut di atas, menyambut mahasiswa baru ketika BAMBA
dengan senyum ramah. Tentu saja kala itu saya belum kenal mereka. Stand LDK
kala itu tepat di dekat depan gerbang masjid. “LDK? Apaan Sih?” tanyaku dalam
hati. Nah, karena tertarik dengan buku bacaan yang dipajang, masuklah daku ke
stand itu, diambilah brosur dan formulir yang dibagikan.
Berminggu
berlalu. Di kampus ungu saya suka membaca pamplet-pamplet yang terpajang di
dinding-dinding. Setelah diamati, Pamplet LDK yang mendominasi. Kegiatan
apalah, saya lupa. Yang saya ingat, nama kontak person di pamplet itu, Afnita
Octi Maulidya ; 089XXXXXXX. Nama yang unik. Waktu menerabas cepat. Tibalah acara
Tawaba (Taaruf Warga Baru), saya nyaris tak mengikuti acara itu karena pulkam,
takdirNya mengantarkan saya mengikuti setengah terakhir acara tersebut. Akhirnya,
tahulah saya nama-nama kakak LDK, sang ketua Akh Agus Sutisna, Sekretaris Akh Warid, AKh
Lutfi, Akh Yoga, Akh Gunawan, Teh Ea, Teh Evi, The Karomah, dll, dan tentu saja
Akh Iwan Subhan dan Tee Afnita Octi Maulidya.
Waktu
kembali tunjukan tajinya. Resmilah saya menjadi anggota LDK. Singkat cerita
sampai tingkat 3. Beberapa Kakak senior telah diwisuda. Kehilangan tentu saja,
apalagi ketika, karena pelbagai kesibukan ikhwah tingkat 4 perlahan
mengendorkan keaktifan di LDK. Kami berhusnuzhon, mereka sedang memberikan
kesempatan kepada kami, kader muda untuk berkarya. Kami yakini itu. Namun
bagaimanapun, kami tentu saja butuh sosok senior, “Sesepuh” tempat kami meminta
arahan. Alhamdulillah, permintaan ini terkabulkan. Dua sosok itu, Akh Iwan dan Teh
Afni mampu menjadi representasi teladan. Di tengah kesibukan, aktifitas padat
mahasiswa tingkat akhir, mereka masih aktif di LDK. Tanpa sungkan, tanpa merasa
senior, tanpa canggung melakukan kerja. Hey, bahkan Akh Iwan pernah jadi ketua
panitia suatu acara. Padahal yang lain biasanya berdalih, “Giliran yang muda
yang berkarya” atau “Aduh, Afwan lagi sibuk eum”.
Dan
detik ini, ketika saya mengetik seikat kisah ini, sejatinya saya sedang menanamkan
pehamanan pada diri untuk tetap berkontribusi di Dakwah Kampus. Sekecil apapun.
Bisa jadi saya belum bisa berkontribusi sebanyak teh Afni dan Akh Iwan. Paling
tidak saya mencoba berusaha untuk mengikuti jejak mereka setapak demi setapak,
sekemampuan. Berjuang hingga akhir memisahkan.
20
September 2012, Lembaga Dakwah Kampus Raudlatul Muttaqin melepas dua kader
terbaiknya menuju arena dakwah berikutnya. Lahan yang lebih luas, lebih
menantang. Doa kami menyertai antum/ma. Terima kasih, jazakumullah khoir atas
kebaikan, perjungan, pengorbanan yang diberikan. Sungguh kami tak bisa memberi apa-apa,
Allah lah sebaik-baik pemberi balasan. Kami senantiasa mengharapkan
dukungan/bimbingan/doa-doa dari kalian berdua.
Selamat
Berjuang! Maa Najah! Maa salamah!
SALAM
SATU HATI!
*PW-Humas
LDK RM
Hmm..
ReplyDeleteSebetulnya kontribusi itu masi begitu kecil..
an tetap banyak khilaf..dan banyak kurang berteladan..
smoga dimaafkan yia..
smoga smuanya tetap sehat, smangat, dan bekerja erat..
Untuk Allah saja cukup!
Salam Satu Hati ^ ^