Prito WIndiarto*
Banyak jalan
menuju Roma, begitu pepatah mengatakan. Ada beragam sebab yang menjadikan
seseorang suka terhadap sesuatu yang baru. Sebagai missal, ada yang menjadi
supporter klub sepakbola karena menyukai warna kostum kebesarannya. Seperti
karena suka warna biru akhirnya orang itu menyukai klub Chelsea. Suka warna
merah menjadikannya supporter Arsenal. Ada juga yang menyukai tim karena
karisma pelatih, semisal Sir Alex Ferguson, akhirnya menjadi penggemar
Manchester United. Ada juga yang suka karena melihat perjuangan heroik tim.
Selayak melihat perjuangan tim Liverpool mengalahkan Ac Milan di Liga Champion
setelah sebelumnya sempat tertinggal 3-0. Atau bisa juga menyukai tim karena
menyukai pemain di tim itu. Seperti saya menyukai Juventus karena suka dengan
Alexandro Del piero. Atau ada yang fanatik terhadap Honda karena tertarik
dengan keiritannya. Yang suka Yahama karena kecepatannya, suka Suzuki sebab
tampilannyya, dll.
Itu contoh saja,
betapa ada berbagai alasan yang membuat kita menyukai sesuatu.
Begitu halnya
ketika seseorang tertarik memasuki barisan Dakwah (dalam hal ini spesifik
dakwah kampus). Ada yang tertarik bergabung karena melihat orang-orangnya yang
tampak berwibawa, sholeh/ah. Ada juga yang suka karena banyaknya agenda yang
digarap. Ada yang suka karena kerapian orang-orangnya. Yang paling umum adalah
karena di sekolahnya dulu aktif di Rohis, jadi melanjutkan ke “level”
berikutnya…
Nah, berdasar
cerita ikhwah kita ada juga yang tertarik pertama kali karena melihat bendera
LDK berkibar gagah ketika acara BAMBA. Atau, kata Ust Aceng, bisa jadi ada yang
tertarik kali pertama ingin mengenal LDK karena melihat kelebet jilbab akhwat.
Kalau saya sendiri awal jatuh hati pada LDK adalah karena mendengar pangilan
Ikhwah LDK. Ke laki-laki bilang “Akh”, ke perempuan “Ukh”. “Antum”, “Ana”,
“Jayyid”, dll. Itu terus terang saja sedikit banyak mengingatkan saya pada
pesantren. “Berasa merasakan atmosfir pondok di kampus, gitu!”
Eh tapi ada juga
lho (sttt!!! Sebenarnya saya berpikir dua kali menuliskan ini, tapi semoga
tidak menjadi fitnah), ada juga yang tertarik masuk LDK karena, katanya,
Akhwatnya cantik-cantik, anggun pula. Atau Ikhwannya tampan, rapi dan kalem
(Ups! Jangan GR yo, Bro! xixi)
Nah, apapun itu,
jika ada setitik noktah di niat, semoga Allah meluruskan hanya untukNya. Inti
sari tulisan ini adalah, beragam alasan orang tertarik bergabung di barisan
dakwah. Bisa jadi hal-hal sepelepun amat berarti. Senyum mengembang, tatapan
penghargaan, tepukan kekraban, jabat tangan erat pada seseorang, bisa jadi itu
awal mula seseorang tertarik bergabung. Bukankah anggota sebuah organisasi
adalah representasi organisasi itu sendiri? Maka, semoga lewat wasilah hal-hal
yang tampak ‘sepele” itulah yang menggerakan hati seseorang menggapai
hidayahNya. Mari, semoga kita menjadi inspirasi-pengajak menuju kebaikan.
Banyak jalan
menuju Dakwah!
***
Oya, BTW, ada
yang punya cerita unik, alasan menarik, awal tertarik bergabung dengan barisan
dakwah? Share yuks…
***
*Humas LDK RM
No comments