Urgensi Forum Alumni
Bismillahirrahmanirrahim
Sahabat, pernah dengan nama
Pondok Modern Darussalam Gontor? Ah rasa-rasanya kita –paling tidak pernah
dengar- walau hanya selewat. Kesohoran pesantren itu sudah tak bisa dielakan,
bahkan hingga mancanegara.
Nah, pada kesempatan ini, kita
akan mencoba menguak kisah suksesnya. Selain karena dukungan manajemen,
kurikulum, dan SDM yang baik, ternyata salah satu rahasia kesuksesan Gontor
adalah kesolidan alumni. Alumni? Yaps. Tepat sekali. Gontor, sedari awal sudah
paham betul peran strategis alumni. Karenannya sejak angkatan pertama sudah
terbentuk forum –yang kini dikenal dengan Ikatan Pondok Modern (IKPM). Cabanganya
tersebar se-nusantara dan internasional.
Ya. Alumnilah salah satu pilar
keberhasilan Gontor. Mulai dari awal-awal pondok itu sejak berdiri. Dari santri
yang hanya hitungan jari menjadi belasan ribu setiap angkatannya. Dari hanya
satu pondok menjadi belasan cabang gontor dari Aceh sapmai Sulawesi. Dari “hanya cita” membangun banyak pondok
menjadi nyata dengan ratusan pondok alumni gontor yang tersebar se-Indonesia. Para alumni begitu diberdayakan, diikat erat,
sehingga istilah “sampai kapanpun –label- pondok modern akan menempel di
jidatmu” menjadi jargon penguat. Sense belonging
yang tinggi. Menjadi alumni tak berarti melepaskan diri, sebaliknya alumni
menjadi ajang pembuktian kesetiaan. Para alumni yang berkoalisi, saling
menyokong itulah yang mendorong perkembangan pondok dari depan maupun belakang
layar.
Alumni adalah duta pondok. “Brosur
berjalan” ustadz Muslim Rasyid mengistilahkan.
Ah, Kiranya paparan di atas sudah
cukup menerangkan betapa urgensi alumni.
Baiklah, kiranya adase dikit hal yang perlu dibahas perihal
streotif yang menganggap ‘alumni’ hanya sebagai lumbung dana. Alumni
dimanfaatkan sebagai ajang penopang dana. Bolehkan demikian? Ah tentu saja
sangat boleh, ini kesempatan untuk beramal, bukan? Tapi yang pasti, itu bukan
tujuan utama, bukan menjadi poin terutama. Ada hal lain yang lebih penting dari
sekedar dukungan dana. Itu adalah rasa memiliki dan kepedulian. Dengan sikap
itulah kiranya alumni akan merasa terikat (dalam artian positif). Sehingga banyak
hal yang masih bisa dikontribusikannnya, selain dana bisa ide, dukungan moral,
taujih, sharing pengalaman, networking, dan bantuan lainnnya.
Termasuk kontribusi sebagai duta
(brand ambassador). Menurut hemat saya, salah satu hal yang menopang ‘kepopuleran’
Gontor adalah karena ‘kepopuleran’ alumninya. Sahabat kenal K.H. Idham Chalid (Mantan
ketua PBNU), Prof. Din Syamsudin, K.H. Hasyim Muzadi, Dr. Hidayat Nur Wahid,
Maftuh Basyumi? Mereka adalah alumni Gontor. Belum lagi nama-nama baru semacam
A. Fuadi, Adnin Armas, Fahmi Zarkasyi, Akbar Zainudin (kesemuanya penulis,
alumni Gontor juga). Keberadaan mereka secara tidak langsung telah “mengiklankan”
Gontor.
Baiklah, kini tiba di entri point
utamanya –maaf kalau terkesan bertele-tele- yakni sekali lagi, Forum Alumni
amatlah penting. Penting Bangeut kalau kata remaja mah. Amanah dari MUMAS
kemarin adalah pembentukan forum alumni. Div. Humas mendapat amanah itu. Kini –walaupun
belum maksimal- rintisan itu sedang disusun. Salah satunya dengan membuat form
pendataan di grup SAHABAT LDKRM. Mohon diisi.
Oke, terakhir, saya berharap,
sedikit tulisan ini bisa mengingatkan. Kalaupun esok-lusa, tahun ini, misal, forum alumni belum tergarap maksimal. Tahun
berikutnya harus tergarap lebih baik. Dengan segala kerendahan hati saya
mengajak ikhwan tingkat 4 –di tengah segala kesibukan- mohon berkenan
menyisihkan waktu demi merintis forum alumni ini lebih baik lagi. Begitu halnya
adik-adik kelas sekalian. Semakin rekatkan ukhuwah.
Duhai, akan tiba saaatnya secara
fisik kita terpisah –jarak, waktu keadaan. Akan tiba masanya kita disibukan (pekerjaan-pekerjaan)
dan berbagai hal lain, yang bisa jadi ‘menjauhkan’
kita –secara lahiriah- dari Ciamis, dari unigal, dari LDK.
Tapi aduhai, semoga saja walau
raga terpisah, tautan ukhuwah batiniah tetap terjaga erat. Bersatu-padu.
Sehingga, esok-lusa, di tengah segala aktifitas itu kita bisa berkumpul
kembali, memberi kontribusi. Kita punya LDK
sebagai rumah tuk pulang.
Alangkah membahagiakan, bertahun
kemudian, ketika berkunjung ke Unigal, kampus Madani itu terwujud Asri. Kalam
ilahi teralun lembut. Sapaan hangat. Tebaran salam. Pemikiran brilian.
Kemenagan kebaikan. Semoga. Aamiin.
#Salam
Satu Hati
No comments