Individu,
Organisasi dan Proses Perbaikan Diri
Individu
(personal) dengan organisasi (komunitas) yang digelutinya idealnya tidak bisa
disamakan. Keduanya berbeda. Tak lantas individu 100 % sama dengan organisasi.
Ada variable lain tentu saja. Walau secara hakikat, tentu saja, personal
(individu) adalah cermin nyata –jewantahan- sebuah organisasi.
Muqodimah
itulah yang hendak diketengahkan menanggapi hal yang sedikit-banyak mengganjal.
Apa itu? Ini perihal, pembawaan nama
organisasi (komunitas) dalam konteks personal. Pada satu sisi ini menyenangkan,
melegakan. “Ah, pantas saja dia sholeh, anak LDK!”. “Ya wajarlah semangat juga,
lha aktif di LDK!”
Tapi
yang menggiriskan, ketika yang muncul stigma negatif, “SI B tuh, LDK-LDK ko
gitu ya !” “Ah, katanya shaleh, ternyata sama aja!” “Yah, so iye, so suci banget!”
Lalu
tanggapan kita apa? Diam saja? Satu hal yang pasti, kata kunci pada muqodimah
di atas, sepertinya layak disampaikan. Bukan maksud pembelaan diri, namun
begitulah nyatanya.
Individu
dalam organisasi bukan representasi 100 % dari organisasi. Dari dirinya tentu
saja ada subjektifitas-subjektifitas, nilai-nilai diri. Jika ada hal negative
pada satu personal anggota organisasi tidak lantas menjadi pemukul rata bahwa
organisasi itu juga negative. Sangat disayangkan jika generalisasi itu dilakukan.
Tapi bagaimanapun, sekali lagi, personal
organisasisi, tak bisa dielakan, ia adalah cerminan-jewantahan dari organisasi.
Nilai-nilai pada individu berpengaruh besar pada penilaian organisasi. Jika
penilaian pada individu-individu baik, maka secara langsung maupun tidak,
penilaian pada organisasi juga baik, begitu sebaliknya.
Karenanya,
sebagai individu (personal) dari sebuah organisasi kita selazimnya menjaga
diri, agar nilai-nilai negative jauh dari kita dan tak lantas kemudian turut
mempengaruhi nilai organisasi. Ketika kita hendak berbuat keburukan ingatlah
selalu, bahwa kita senantiasa diawasiNya. Bahwa kita juga diperhatikan sekitar.
Nilai sekitar, sedikit banyak bukan hanya menimpa secara personal Namun juga
menembus ke organisasi.
Lalu,
kadangkala ada yang menjadikan ini sebagai alasan, “Ah saya mah mundur saja
dari LDK. Akhlak dan ilmu saya jaauuuhhhh!” “Malu eum di LDK teh”
Nah
lho, bukankah, dulu sudah disampaikan, kita sedang dalam proses perbaikan.
Setahap demi setahap. Justru kalau kita lari dari percik kebaikan ini, bisa jadi
kita semakin terperosok lebih dalam. So…. Gabung saja dulu! KITA BERPROSES
BERSAMA MENJADI LEBIH BAIK LAGI. #SalamSatuHati
Wallau
A’lam Bi Showab
Army7-231012-pw-HumasLDKRM
No comments