Oleh: Prito Windiarto
Tadi siang, saat pembukuan surat-menyurat, sisi melankolis itu kembali menyapa. Pam… Begitu cepatnya waktu berlalu, berjalan meninggalkan hari-hari. Padahal serasa baru kemarin tampil lipsinch di pentas Bamba. Padahal serasa baru sore kemarin syuro pertama kepengurusan baru. Ah, padahal serasa baru seminggu lalu, dan kini MUMAS menyapa kembali. Mumas XIV. Ya. He is back. Membawa harapan baru regenerasi, segaligus membawa sendu perpisahan.
Mumas ini, secara tersurat adalah ujung batas pengabdian kakak-kakak tingkat 4 dalam kepengurusan. Statuta menggariskan demikian.
Aku yakin, dengan keyakinan penuh. Kakak-kakaku ini takkan pernah meninggalkan kami seharfiah kata perpisahan. Mereka akan selalu di sini. Dalam dekap ukhuwah. Dalam tali persaudaraan yang tak pernah punya aturan pemutusan.
Aku tahu, jikapun esok lusa antum menjauh dari Galuh. Bertebar ke pelosok negeri. Hati antum selalu tertaut di sini. Aku yakin LDK selalu ‘istimewa di hati’. I belive it. Takkan ada yang berubah –selain sekedar perubahan status-, hangatnya nasihat, lembutnya bimbingan akan selalu mengiring kami.
Lewat tulisan sederhana ini, saya, mewakili yang lain, izinkan kami berucap terima kasih, menghatur ribuan maaf. Atas segala pengorbanan, atas doa-doa. Atas banyak hal yang antum berikan.
Sungguh. Kami tak punya apapun yang bisa diberikan untuk membalas, selain doa-doa, selain khusyu syukur, jazakumullah khoiron katsiron. Allah-lah sebaik-baik pemberi balasan.
Terima kasih.
Hening!
*Aduh. Afwan, entah kenapa ana tidak bisa berpanjang kata. Kelu. Secara pribadi ana memohon maaf jika sering merepotkan antum. Terima kasih atas teladan, berjuang hingga batas yang memisahkan. Sungguh terima kasih. Semoga keberkahan menaungi kita semua.
Teruntuk kakak-kakak terhebatku, para penjejak dakwah : Akh Iwan Subhan, Teh Afnita M. Kang Rahmat S. Akh Agus Sutisna. Akh Lutfi F.A. Kang Yoga L. Teh Karomah. The Evi. The EA. Kang Awan. Kang Gunawan. And more other….
Innallaha Ma’ana. Kita lewati suka duka, karena kita saudara. Allah yubarik Fikum. Maa najah Forever
No comments