Kabar LDK

Artikel LDK

Catatan eLDeKa

Catatan Murobbi

Katagori Pilihan

galeri LDK

APAKAH ANDA ORANG SIBUK ? | Berinteraksilah dg Alquran

APAKAH ANDA ORANG SIBUK ???



Ada seorang ulama berguru kepada seorang ulama 

Selang beberapa lama, saat dia ingin melanjutkan belajar ke guru lain, gurunya berpesan :

"Jangan tinggalkan membaca Al Qur’an. Semakin banyak baca Al Qur’an urusanmu semakin mudah"

Dan muridnya pun melakukan. Dia membaca Al Qur’an 3 juz per hari.

Dia menambahkan hingga 10 juz per hari.

Dan urusannya  mudah.

Allah yang mengurus semua urusannya. 

Waktu ⌚ pun semakin berkah.

Apa yang dimaksud dengan berkahnya waktu⌚?

Bisa melakukan banyak hal dalam waktu sedikit. 
Itulah berkah Al Qur’an .

Al Qur’an membuat kita mudah mengefektifkan manajemen waktu.

Bukan kita yang atur waktu⌚ kita, tapi Allah.

Padahal teorinya orang yang membaca AlQur’an menghabiskan banyak waktu.

Mengurangi jatah kegiatan lain, tapi Allah yang membuat waktunya itu jadi berkah. 

Hingga menjadi begitu efektif.

Hidup pun efektif.

Dan Allah akan mencurahkan banyak berkah dan kebaikan pada kita karena Al Qur’an.

Salah satu berkahnya adalah membuka pintu 🚪🚪 kebaikan, membuka kesempatan untuk amal shalih berikutnya.

Dan salah satu balasan bagi amal shalih yang kita lakukan adalah kesempatan untuk amal baik berikutnya. Jagalah Allah maka Allah akan menjagamu.

Dan sbaliknya waktu yg selalu sibuk shg hanya habis utk urusan dunia, bisa jadi itu adalah tandanya ada yg salah dlm hidup kita.

Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yg bangun di pagi hari dan hanya dunia yg di pikirkannya, sehingga seolah-olah ia tidak melihat HAK ALLAH dalam dirinya, maka ALLAH akan menanamkan 4 macam penyakit padanya :
1. Kebingungan yang tiada putus-putusnya.
2. Kesibukan yang tidak pernah jelas akhirnya. 
3. Kebutuhan yang tidak pernah merasa terpenuhi. 
4. Khayalan yang tidak berujung wujudnya. "
[Hadits Riwayat Muslim]

Note :
"Keberkahan waktu yaitu bisa melakukan banyak amal kebaikan dalam waktu sedikit"

 Selamat membaca Alquran dan beraktifitas dg bekal Alquran.

Evaluasi Diri



Evaluasi Diri
oleh Yani Tangguh Umarokh
18 Maret 2013 

sepertinya banyak para muslim (baik aktivis dakwah atau bukan) yang di dunia nyata sangat menjaga hijab namun didalam dunia maya malah sebaliknya. dengan komen2an yang slalu muncul di statusnya si dia, dengan emot icon yang menggemaskan. rasanya sudah tak ada bedanya dengan orang2 yang tak tertarbiyah. ya ini menjadi cambuk untuk diri pribadi, karena hati memang harus dijaga.. sya awalnya acebook untuk berdakwah, iya komenan untuk orang lain si berisi nasehat dan motivasi, apalagi statnya yang dibahas tentang islam malah terkadang isi al-quran atau hadist. tapi komenan dengan aktivis dakwah lainnya (lawan jenis) kaya suami istri aja (meski mesra terselubung) maaf, jika kata-katanya kurang enak dibaca. tapi mari kita evaluasi dari sekarang. jika ada alasan untuk menenangkan hatinya atau menimbulkan motivasinya dalam berdakwah? serahkan saja dia punya murobbi atau murobbiyahnya sendiri ko. jika dia belum mentoring serahkan banyak aktivis ikhwan atau akhwat yang siap meliqo ko. tak ada alsan lagi untuk berkhalwat dalam dunia maya

#afwan ini untuk mengingatkan diri pribadi, namun rasanya ingin untuk berbagi
****





Berdiri di Atas untuk Semua Golongan

Berdiri di Atas untuk Semua Golongan

Bismillahirrahmanirrahim

Pernah mendengar jargon seperti tertulis dalam judul di atas? Mungkin ada yang pernah, ada yang belum. Baiklah, izinkan saya memperkenalkan. Jargon tersebut merupakan salah satu nilai dasar (prinsip) yang dijunjung oleh Pondok Modern Darusalam Gontor (PMDG).  Makna intinya adalah bebas (independen) dan aktif. Dalam artian, Gontor tak pernah berafiliasi secara kelembagaan dengan organisasi masa (ormas), parpol atau lembaga lain. Gontor tak disetir oleh ormas manapun.
Konsekuensi logisnya, para santripun tidak diarahkan “masuk” organisasi tertentu.  Sebab itu, sejak awal berdiri Gontor menerima santri yang orangtuanya berlatar ormas apapun. Mau NU, Muhammadiyyah, Persis, JT, Al Irsyad, dll, semua diterima baik. Islam itu satu. Ormas hanyalah ‘wadah’ organisasi yang tak lantas menjadi faksi-pemisah. Karena prinsip itulah maka sebagai muslim tak selayaknya fanatik (taasub) pada ormas yang digeluti.
Pertanyaan berikutnya. Apakah dengan prinsip “berdiri di atas untuk semua golongan’ itu para alumni tidak boleh berkiprah di ormas tertentu? Jawabanya, boleh saja. Selama kemudian alumni itu tidak memaksakan ormas masuk ranah pendidiakn. Selama alumni menjauhi sifat fanatik berlebih. Contoh sikap fanatif berlebih adalah merasa ormasnya paling sempurna, dan merendahkan ormas lain yang sebenarnya sama-sama ormas islam dan memperjuangkan kebaikan.
 Dalam tataran sejarah, alumni Gontor, banyak yang bisa mempraktikan prinsip itu dengan baik. Contohnya, KH. Idham Cholid yang pernah menjadi Rois Am NU, KH. Hasyim Muzadi, mantan Rois Am NU, Prof. Din Syamsudin Ketua umum PP Muhammadiyyah, dan Dr. Hidayat Nurwahid yang penah menjadi pucuk pimpinan sebuah partai yang dilahirkan dari dakwah-tarbiyah. Mereka adalah beberapa alumni yang berhasil menerapkan prinsip “berdiri di atas untuk semua golongan itu”.
Pertanyaannya berikutnya adalah, apakah prinsip itu hanya untuk keluarga besar pondok modern? Tentu saja tidak, menurut hemat penulis prinsip itu selazimnya juga kita junjung. Aktif di organiasi tertentu boleh saja, namun tidak lantas menjadi fanatik, mengagung-agungkan ormas sendiri dan mencela, bahkan menghina ormas lain yang sejatinya juga baik hanya karena perbedaan pandangan yang sejatinya tidak fundamental. Ormas hanyalah sarana, wadah, bukan tujuan. Sangat menggirisakan melihat fakta sesama organisasi islam saling tuding. Saling curiga. Saling fitnah. Atau contoh yang kecil: tidak mau diimani oleh yang berbeda ormas. Tidak mau ikut pengajian karena pengisinya bukan satu faham. Tidak mau mengundang seorang pemateri karena beda organisasi. Tidak mau bertegur-sapa karena beda wadah., dan lain sebagianya. Sangat disayangkan ketika gara-gara perbedaan faham menjadikan putus persaudaraan. Bukankan sesama muslim adalah bersaudara?
Jangan sampai kita abai pada hal besar dan malah mempermasalahkan hal yang bisa jadi sebenarnya kecil.
Mari merenung….

*Maaf tulisan ini tidak runut. Walau demikian semoga ada hikmah yang bisa dipetik. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan. Tidak ada tendensi dan tak ada niatan menggurui.
Wallahu a’lam bishowab
#Tulisan ini adalah opini pribadi penulis, dan tidak mempresentasikan Div. Humas, atau LDK RM secara umum.
Al Faqir ilallah. Akhukum Fillah, Prito Windiarto. www.pritowindiarto.blogspot.com



TIPS MENGHAFAL ASMAUL - HUSNA

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Menghafal atau menyebut di luar kepala akan Asmaul Husna adalah sarana yg insya Allah ringan untuk dilaksanakan untuk meraih surga.

Nabi Muhammad S.A.W. pernah bersabda ...

“Bahwasanya Allah mempunyai 99 Nama, yakni seratus kurang satu. Barang siapa menghafalnya (menyebut di luar kepala) niscaya akan dimasukkan ke dalam surga”.

Namun pada kenyataannya masih banyak di antara kita yang kesulitan untuk menghafal Asmaul Husna tersebut.

Oleh karena itu kami mencoba berbagi tips bagaimana cara menghafal Asmaul Husna. InsyaAllah jika bersungguh-sungguh kita pun akan dapat menghafalnya.

Metode ini kami sebut “Metode 2-2″
Artinya kita menghafalkan dua Asma dalam sekali penghafalan.

Secara lebih detail sebagai berikut:

1. Pastikan Anda telah memiliki daftar Asmaul Husna. Biasanya ada di belakang sampul mushaf Al-Quran.

Anda juga dapat melihat dan mencetaknya dari link .. http://id.wikipedia.org/wiki/Asma'ul_husna

(Kami sarankan untuk dicetak agar mempermudah penghafalan).

2. Kelompokkan keseluruhan Asma dalam 10 kelompok, yakni:

(1) Asma nomer 1-10
(2) Asma nomer 11-20
(3) Asma nomer 21-30
(4) Asma nomer 31-40
(5) Asma nomer 41-50
(6) Asma nomer 51-60
(7) Asma nomer 61-70
(8) Asma nomer 71-80
(9) Asma nomer 81-89
(10) Asma nomer 90-99

Kelompok (1) ...

01-02 >> Yã Raĥmãnu Yã Raĥĩmu
03-04 >> Yã Maliku Yã Quddũsu
05-06 >> Yã Salãmu Yã Mu`minu
07-08 >> Yã Muhaiminu Yã `Azĩzu
09-10 >> Yã Jabbãru Yã Mutakabbiru

Kelompok (2) ...

11-12 >> Yã Khãliqu Yã Bãri`u
13-14 >> Yã Mushawwiru Yã Ghaffãru
15-16 >> Yã Qahhãru Yã Wahhãbu
17-18 >> Yã Razzãqu Yã Fattãĥu
19-20 >> Yã `Alĩmu Yã Qãbidhu

Kelompok (3) ...

21-22 >> Yã Bãsithu Yã Khãfidlu
23-24 >> Yã Rãfi`u Yã Mu`izzu
25-26 >> Yã Mudzillu Yã Samĩ`u
27-28 >> Yã Bashĩru Yã Ĥakamu
29-30 >> Yã `Adlu Yã Lathĩfu

Kelompok (4) ...

31-32 >> Yã Khabĩru Yã Ĥalĩmu
33-34 >> Yã `Adhĩmu Yã Ghafũru
35-36 >> Yã Syakũru Yã `Aliyyu
37-38 >> Yã Kabĩru Yã Ĥafidhu
39-40 >> Yã Muqĩtu Yã Ĥasĩbu

Kelompok (5) ...

41-42 >> Yã Jalĩlu Yã Karĩmu
43-44 >> Yã Raqĩbu Yã Mujĩbu
45-46 >> Yã Wãsi`u Yã Ĥakĩmu
47-48 >> Yã Wadũdu Yã Majĩdu
49-50 >> Yã Bã`itsu Yã Syahĩdu

Kelompok (6) ...

51-52 >> Yã Ĥaqqu Yã Wakĩlu
53-54 >> Yã Qawiyyu Yã Matĩnu
55-56 >> Yã Waliyyu Yã Ĥamĩdu
57-58 >> Yã Muĥshiyyu Yã Mubdi`u
59-60 >> Yã Mu`ĩdu Yã Muĥyĩ

Kelompok (7) ...

61-62 >> Yã Mumĩtu Yã Ĥayyu
63-64 >> Yã Qayyũmu Yã Wãjidu
65-66 >> Yã Mãjidu Yã Wãĥidu
67-68 >> Yã Aĥad Yã Shamadu
69-70 >> Yã Qãdiru Yã Muqtadiru

Kelompok (8) ...

71-72 >> Yã Muqaddimu Yã Mu`akhkhiru
73-74 >> Yã Awwalu Yã Ãkhiru
75-76 >> Yã Dhãhiru Yã Bãthinu
77-78 >> Yã Wãlĩ Yã Muta`ãlii
79-80 >> Yã Barru Yã Tawwãbu

Kelompok (9) ...

81-82 >> Yã Muntaqimu Yã Afuwwu
83-84 >> Yã Ra`ũfu Yã Mãlikal Mulki
85 >> Yã Dzul Jalãli Wal Ikrãm
86-87 >> Yã Muqsithu Yã Jamĩ`u
88-89 >> Yã Ghaniyyu Yã Mughnĩ

Kelompok (10) ...

90-91 >> Yã Mãni`u Yã Dhãru
92-93 >> Yã Nãfĩ`u Yã Nũru
94-95 >> Yã Hãdĩ Yã Badĩ`u
96-97 >> Yã Bãqĩ Yã Wãritsu
98-99 >> Yã Rasyĩdu Yã Shabũru

3. Selanjutnya dari masing-masing kelompok, dibagi lagi menjadi 5 sub kelompok (pasangan).

Misalnya pada kelompok (1) :
- Asma nomer 1 dan 2 >> YAA RAHMAANU YAA RAHIIMU
- Asma nomer 3 dan 4 >> YAA MALIKU YAA QUDDUUSU
- Asma nomer 5 dan 6 >> YAA SALAAMU YAA MU’MINU
- Asma nomer 7 dan 8 >> YAA MUHAIMINU YAA `AZIIZU
- Asma nomer 9 dan 10 >> YAA JABBAARU YAA MUTAKABBIRU

4. Dalam menghafal, Anda dapat menyebut Asma – misalnya nomer : ...

Asma 1 dan 2 >> AR-RAHMAAN AR-RAHIIM (sebagai dzikir) atau menambah YAA di depan Asma (dalam contoh ini menjadi YAA RAHMAN YAA RAHIIM – ini seperti contoh di atas dan ini yang kami praktekkan)

5. Hafalkan 1 pasangan terlebih dahulu (misalnya YAA RAHMAN YAA RAHIIM). Caranya anda harus mengucapkannya berulang-ulang (misalnya 10x). Jangan berpindah ke pasangan selanjutnya (Asma nomer 3 dan 4) jika Asma nomer 1 dan 2 ini belum benar-benar hafal.

6. Jika Asma no 1 dan 2 sudah benar-benar hafal silakan Anda hafalkan Asma no 3 dan 4. Caranya sama yaitu dengan mengucapkan berulang-ulang.

7. Jika Asma 3 dan 4 sudah hafal jangan terburu-buru menghafal ke pasangan Asma berikutnya (no 5 dan 6). Ucapkan kembali Asma nomer 1, 2, 3 dan 4 secara berurutan dan berulang-ulang hingga benar-benar hafal.

8. Jika Asma no 1, 2, 3 dan 4 sudah hafal silakan melanjutkan Asma no 5 dan 6. Jika Asma no 5 dan 6 sudah hafal. Ulangi kembali hafalan Asma no 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 berkali-kali sampai benar hafal. Jika sudah hafal baru melangkah ke dua Asma selanjutnya. Begitu seterusnya hingga Anda dapat menghafal 10 Asma dalam kelompok (1).

9. Agar tidak terlalu berat beban Anda dalam menghafal. Cukuplah dalam 1 hari Anda menghafal 1 kelompok Asma saja (kecuali Anda masih muda dan/atau memiliki kemampuan menghafal yang bagus).

Jadi misalnya:
- Hari pertama : menghafal kelompok (1)

- Hari kedua : sebelum menghafal kelompok (2), coba ucapkan kembali keseluruhan Asma pada kelompok (1). Pastikan tidak ada Asma yang salah, tertinggal maupun keliru urutannya. Jika seluruh Asma dari kelompok (1) sudah mantap silakan melanjutkan ke kelompok (2). Jika seluruh Asma dari kelompok (2) sudah berhasil dihafalkan. Silakan sebutkan keseluruhan Asma dari kelompok (1) kemudian disambung seluruh Asma dari kelompok (2).

- Hari ketiga: sebutkan kembali seluruh Asma dari kelompok (1) dan (2). Jika sudah benar-benar mantap silakan lanjutkan menghafal Asma dari kelompok (3). Jika seluruh Asma dari kelompok (3) sudah hafal silakan ulangi kembali seluruh Asma dari kelompok (1), (2) dan (3).

Demikian seterusnya sampai seluruh Asma dalam seluruh kelompok berhasil dihafalkan.

Catatan:
- Untuk kelompok (9) Asma dibagi sebagai berikut:
* Nomer 81 dan 82 >> YAA MUNTAQIMU YA AFUW
* Nomer 83 dan 84 >> YAA RA’UUFU YA MALIKAL MULK
* Nomer 85 (tanpa pasangan) >> YAA DZAL JALAALI WAL IKRAM
* Nomer 86 dan 87 >> YAA MUQSITU YAA JAAMI`
* Nomer 88 dan 89 >> YAA GHANIY YAA MUGHNIY

- Untuk kelompok (10) tinggal melanjutkan saja dari kelompok (9)

- Dalam menghafal Anda dapat menggunakan tasbih (biasaya biji tasbih berjumlah 99, sesuai dengan jumlah Asmaul Husna) sebagai alat bantu untuk memastikan bahwa urutan Asma yang Anda sebutkan sudah benar. Jadi misalnya Anda menyebut Asma no 1, Anda pegang butir tasbih nomer 1 demikian seterusnya.

Selain menggunakan tasbih dapat juga Anda menggunakan jari-jari tangan Anda (saya sarankan cukup jari-jari tangan kanan Anda)

Jadi untuk menghafalkan 1 kelompok Asma cukup menggunakan 5 jari sebelah kanan Anda.

Contoh kelompok (1)
- Ibu jari : sambil menyebut Asma no 1 dan 2
- Telunjuk : sambil menyebut Asma no 3 dan 4
- Jari tengah : sambil menyebut Asma no 5 dan 6
- Jari manis : sambil menyebut Asma no 7 dan 8
- Kelingking : sambil menyebut Asma no 9 dan 10

Begitu sampai kelingking, kembali lagi ke ibu jari untuk menyebut Asma dari kelompok (2), demikian seterusnya

Dengan cara seperti yang diuraikan di atas. InsyaAllah kita akan dapat menghafal Asmaul Husna dalam waktu tidak terlalu lama. Dan jika sudah hafal hendaknya sering mengucapkan agar hafalan tersebut tidak hilang begitu saja.

Sebuah PENGAKUAN EKSISTENSI


Sebuah PENGAKUAN EKSISTENSI

Sudah cukup lama tak menulis catatan kecil. Baiklah pada kesematan ini. Izinkan saya –untuk kali kesekian- berkisah. Kali ini, kita akan memutar slide bertahun silam.

PPM Darul Huda. Suatu siang, selepas jumatan. Saya dan karib, Agus Riyadi dipanggil ke kantor KMI (semacam kantor guru di sekolahan). Tampak ustadz Muslim Rasyid –Wakil Pimpian Pondok- menunngu kami –dengan tatapan amat berbeda dari biasanya. Ada sepucuk misteri yang tersaji dari sorot matanya.
“Ijlisa! Duduk!” pintanya. Kami terduduk. Dan mulailah rentetan nasihat itu, berhamburan.

Lain waktu. Selepas magrib.
“Prito, taal!” Pinta Ustadz Iwan. Dan, tara…. Petuah, teguran itu, kembali menderas.

Malamnya
“Semua pengurus OP3M, Kumpul di kamtor!” Seru pengasuhan santri.
Sempurna sudah malam itu.

Teguran Ustadz Muslim, Ustadz Iwan dan Pengasuhan kesemuanya linier, menuju satu titik –Kritik, teguran atas kinerja OP3M –semacam OSIS-.
-Banyak keluhan dari adik kelas, katanya kami (pengurus) terlalu keras
-Dari Asatid, bilang benberapa santri gak betah atas “kerasnya disiplin” yang kami tegakkan

#Para Pengurus tertunduk. Api semangat sebagai pengurus, bagai tersiram air –cuka malah- perih. Niatan baik, kerja apik, dibalas tuba –cibiran, teguran amat keras.

*Saat kepala-kepala tertunduk.
Ustadz Sofyan –wali kelas kami- menyampaikan nasihat, yang sampai detik ini masih amat jelas terekam, kurang lebih demikian:
-Berbahagialah! Bersyukurlah! Antum tahu, semua teguran, masukan, kritik itu sejatinya adalah kehormatan.
Kehormatan Bukti EKSISTENSI KERJA .
Tak munginlah orang akan memberikan segala petuah, nasihat, teguran, protes, cibiran jika kita tak mengEsiskan diri –bekerja.
Karenanya jangan bersedih.
Sekali lagi, itu sejatinya PENGAKUAN atas sebuah usaha.
Begitulah, jangan lantas karena semua ini kalian berhenti, terus lanjutkan. Perbaiki kesalahan, tambal kekurangan.!
: Ucap beliau menutup sesi malam itu.

Ah saya jadi ingat kata bijak newton –yang dinukuil bang Andrea hirata dalam Laskar pelanginya-
“And to every ACTION there is always an equal and OPPOSITE OR CONTRARY, REACTION”

Intinya, ketika kita BERAKSI selaku akan hadir REAKSI.
So, jika ada reaksi, bergembiralah, berarti aksi kita DIAKUI.

#Demikian.
Selamat menyemai hikmah –walau bisa jadi tak banyak- dari kisah sederhana ini.
*Saya menulis ini tanpa tendensi apapun. Tidak ada maksud menyinggung atau apapun itu. Tulisan ini lurus-lurus saja. Beneran. Sudah lama sebenarnya ingin menulis tentang ini, tapi baru sekarang terrealisasi.

Baiklah, intinya BERAKSILAH, KERJA NYATA.
REAKSI adalah sebuah keniscayaan, jangan jengah. Terus melangkah. Perbaiaki kesalahan, belajar dari pengalaman.
Adios!
#SalamSatuHati

-Wallahu a'lam bishowab
Prito-Humas013

Urgensi Forum Alumni


Urgensi Forum Alumni
Bismillahirrahmanirrahim

Sahabat, pernah dengan nama Pondok Modern Darussalam Gontor? Ah rasa-rasanya kita –paling tidak pernah dengar- walau hanya selewat. Kesohoran pesantren itu sudah tak bisa dielakan, bahkan hingga mancanegara.
Nah, pada kesempatan ini, kita akan mencoba menguak kisah suksesnya. Selain karena dukungan manajemen, kurikulum, dan SDM yang baik, ternyata salah satu rahasia kesuksesan Gontor adalah kesolidan alumni. Alumni? Yaps. Tepat sekali. Gontor, sedari awal sudah paham betul peran strategis alumni. Karenannya sejak angkatan pertama sudah terbentuk forum –yang kini dikenal dengan Ikatan Pondok Modern (IKPM). Cabanganya tersebar se-nusantara dan internasional.
Ya. Alumnilah salah satu pilar keberhasilan Gontor. Mulai dari awal-awal pondok itu sejak berdiri. Dari santri yang hanya hitungan jari menjadi belasan ribu setiap angkatannya. Dari hanya satu pondok menjadi belasan cabang gontor dari Aceh sapmai Sulawesi.  Dari “hanya cita” membangun banyak pondok menjadi nyata dengan ratusan pondok alumni gontor yang tersebar se-Indonesia.  Para alumni begitu diberdayakan, diikat erat, sehingga istilah “sampai kapanpun –label- pondok modern akan menempel di jidatmu” menjadi jargon penguat. Sense belonging yang tinggi. Menjadi alumni tak berarti melepaskan diri, sebaliknya alumni menjadi ajang pembuktian kesetiaan. Para alumni yang berkoalisi, saling menyokong itulah yang mendorong perkembangan pondok dari depan maupun belakang layar.
Alumni adalah duta pondok. “Brosur berjalan” ustadz Muslim Rasyid mengistilahkan.

Ah, Kiranya paparan di atas sudah cukup menerangkan betapa urgensi alumni.  
Baiklah, kiranya  adase dikit hal yang perlu dibahas perihal streotif yang menganggap ‘alumni’ hanya sebagai lumbung dana. Alumni dimanfaatkan sebagai ajang penopang dana. Bolehkan demikian? Ah tentu saja sangat boleh, ini kesempatan untuk beramal, bukan? Tapi yang pasti, itu bukan tujuan utama, bukan menjadi poin terutama. Ada hal lain yang lebih penting dari sekedar dukungan dana. Itu adalah rasa memiliki dan kepedulian. Dengan sikap itulah kiranya alumni akan merasa terikat (dalam artian positif). Sehingga banyak hal yang masih bisa dikontribusikannnya, selain dana bisa ide, dukungan moral, taujih, sharing pengalaman, networking, dan bantuan lainnnya.
Termasuk kontribusi sebagai duta (brand ambassador). Menurut hemat saya, salah satu hal yang menopang ‘kepopuleran’ Gontor adalah karena ‘kepopuleran’ alumninya. Sahabat kenal K.H. Idham Chalid (Mantan ketua PBNU), Prof. Din Syamsudin, K.H. Hasyim Muzadi, Dr. Hidayat Nur Wahid, Maftuh Basyumi? Mereka adalah alumni Gontor. Belum lagi nama-nama baru semacam A. Fuadi, Adnin Armas, Fahmi Zarkasyi, Akbar Zainudin (kesemuanya penulis, alumni Gontor juga). Keberadaan mereka secara tidak langsung telah “mengiklankan” Gontor.

Baiklah, kini tiba di entri point utamanya –maaf kalau terkesan bertele-tele- yakni sekali lagi, Forum Alumni amatlah penting. Penting Bangeut kalau kata remaja mah. Amanah dari MUMAS kemarin adalah pembentukan forum alumni. Div. Humas mendapat amanah itu. Kini –walaupun belum maksimal- rintisan itu sedang disusun. Salah satunya dengan membuat form pendataan di grup SAHABAT LDKRM. Mohon diisi.

Oke, terakhir, saya berharap, sedikit tulisan ini bisa mengingatkan. Kalaupun esok-lusa, tahun ini,  misal, forum alumni belum tergarap maksimal. Tahun berikutnya harus tergarap lebih baik. Dengan segala kerendahan hati saya mengajak ikhwan tingkat 4 –di tengah segala kesibukan- mohon berkenan menyisihkan waktu demi merintis forum alumni ini lebih baik lagi. Begitu halnya adik-adik kelas sekalian. Semakin rekatkan ukhuwah.
Duhai, akan tiba saaatnya secara fisik kita terpisah –jarak, waktu keadaan. Akan tiba masanya kita disibukan (pekerjaan-pekerjaan) dan   berbagai hal lain, yang bisa jadi ‘menjauhkan’ kita –secara lahiriah- dari Ciamis, dari unigal, dari LDK.
Tapi aduhai, semoga saja walau raga terpisah, tautan ukhuwah batiniah tetap terjaga erat. Bersatu-padu. Sehingga, esok-lusa, di tengah segala aktifitas itu kita bisa berkumpul kembali, memberi kontribusi. Kita punya LDK  sebagai rumah tuk pulang.
Alangkah membahagiakan, bertahun kemudian, ketika berkunjung ke Unigal, kampus Madani itu terwujud Asri. Kalam ilahi teralun lembut. Sapaan hangat. Tebaran salam. Pemikiran brilian. Kemenagan kebaikan. Semoga. Aamiin.
            #Salam Satu Hati


Sukses Akademis, Sukses Organisatoris


Sukses Akademis, Sukses Organisatoris

“Jangan mau jadi aktifis/organisatoris, nanti nilai-nilaimu jeblog lho! Prestasi akademis melorot! Tuh, lihat saja di B, aktif banget di organisasi, eh nilainya banyak yang C. D malah! Pikir-pikir lagi dah!”
Mungkin di antara kita ada yang pernah mendengar statmen itu. Atau jangan-jangan kita sendiri yang mengatakan itu? Hwa… jangan deh…
Benarkan ada korelasi antara aktif di organisasi dengan akademis? Lebih banyak positif atau negative? Wah, kapasitas ilmu saya belum sampai ke sana.
Bagaimanapun, jika diselisik lebih jauh, tentu saja statmen di atas lebih terasa negative bahkan terkesan memojokan, dan terlalu meng-generalisasikan. Setuju? Benarkah sebuah kepastian bahwa orang yang aktif di organisasi nilainya jatuh?
Hmm… Dipikir-pikir, jika ada yang mengungkapkan selayak stetmen di atas, sepertinya ia harus diajak ke sekre LDK. Lho, memangnya ada apa? Nah, coba lihat papan informasi, di salah satu kertas yang ditempel, di bagian yang ditandai dengan spidol, ada nama Afnita Octy Maulidya. Lulusan terbaik Bahasa Inggris, dengan IPK 3,70.  keren bukan? Atau coba tanya Kang Isep, beliau juga lulusan terbaik, Cum Laude.
Apakah IPK itu mereka raih hanya dengan fokus belajar dan belajar hal akademis tanpa “menyentuh” ranah organisasi? Ah, ternyata tidak….
Mereka juga aktif di organisasi tuh, tapi nilainya bisa mengalahkan orang-orang statis yang tak berorganisasi. Ko bisa? Jawaban pastinya, coba tanyakan saja pada beliau-beliau ya.
Saya di sini sekdar menganalis –seadanya saja. Kuncinya, menurut saja adalah, pertama : Sikap tawazun ; Seimbang. Porposional menempatkan sesuatu. Kedua, Manajemen waktu yang baik, ketiga, kerja keras-kerja cerdas.
Nah, yang tak kalah penting adalah “Barokah”. Saya masih ingat pernyataan seorang ikhwah, “InsyaAllah, ketika kita memperjuangkan agama Allah, Ia akan memudahkan urusan kita. Digampilkeun!” In tangsurulla yangsur lakum wayutsabit aqdamakum.
Nah, ini sekedar muqodimah saja. Toh saya juga masih mengeja menjadi mahasiswa sukses akademis, sukses organisatoris.
Karenanya, saya (duh resmi banget), hehe. Ane buka sesi sharing deh… Ayo… Siapa saja boleh ikut ko. Bagaimana kiat supaya kita bisa sukses dalam hal akademis tanpa mengorbankan sisi kita sebagai aktifis?
Sharing yuks. Cekidot!

***
Prito-Humas LDK RM
Select Menu